Susahnya jadi Sistem Analist


Hmm... sampai pusing dech. Menganalisa program yang gak jadi-jadi. Konsep awal sih sudah ada. Sistem manual pun sudah ada. Tetapi, membuatnya menjadi program komputer, kok susah sekali ya. Ya, mungkin memang itulah keterbatasan saya.
Kadang sih terpikir, kalau sedang berdiskusi dengan istri, mungkin apa yang akan saya buat terlalu melebar, jauh dari yang dibutuhkan. Sekarang sudah coba saya persempit ruang sistemnya, tetapi tetap saja, gak selesai-selesai.
Atau mungkin penyakit lama kambuh lagi ya! Nah... ini yang selalu terjadi dari dulu. Maklumlah orang grafis. Jadinya cepet bosen. Apalagi ama yang namanya tampilan. Pengennya selalu buat yang cocok di hati gitu loh. Udah 75%, bosen, ganti lagi. Mulai dari awal lagi.
Tapi ini bukan masalah tampilan sih. Tapi masalah sistem. Manualnya sih gampang. Pokoknya penjualan dibundel. Nah, masalahnya gimana membundelnya supaya lebih cepet. Kalau yang sudah ada sih, mudah aja tinggal masukin ke daftar bundel. Yang belum ada? Belum lagi mencari control yang sesuai.
Ceritanya sih, kalau ditarik garis lurusnya (hehehehehehe, lebih suka garis lurus dech daripada benang merah. Karena benangnya udah terpintal jadi kain :D ) pengennya buat program untuk toko sendiri, toko komputer. Karena setelah lelah mencari-cari, harga program komputer ternyata tidak murah. Belum lagi tidak sesuai dengan kebutuhan. Makanya, iseng-iseng buat program sendiri. Tapi malah gak jadi-jadi. Belum lagi ada pesanan web site yang belum sempat dikerjakan. Ah...
Yah, sabar-sabar. Mulai dari yang kecil, dengan teliti dan hati-hati. Lihat manual. Bismillahirrahmaniirahim, semoga selesai dech. Doain ya!

posted under | 0 Comments

Printing Bikin Pusing


Mengeprint dokumen memang sebuah pekerjaan biasa. Apalagi kalau kita sudah sering melakukannya. Tetapi apa yang saya lakukan saat ini adalah sesuatu yang luar biasa, karena meskipun sudah terbiasa mengeprint dokumen, tetapi, jumlah printingnya ini loh, yang bikin kepala pusing. 1000 lembar, kurang lebih. Dan harus diselesaikan secepatnya. Wah....
Menggunakan Epson C90, yang di webnya katanya kecepatan printingnya sampai 25 ppm (25 halaman per detik), ternyata pada kenyataannya sangat lambat sekali. Untuk sekali cetak brosur berwarna ukuran 20x50 cm bolak-balik, dibutuhkan waktu sekitar 10 menit-an. Nah, bayangin aja, kalau untuk nyetak 1000 lembar brosur. berarti butuh sekitar 10.000 menit, atau sekitar 7 hari non stop. Belum lagi, C90 terdapat reset cartridge. Setiap nge-print kurang lebih 50 lembar, harus reset cartridge.
Dan, kemarin nich pengalaman baru. Mungkin karena sudah capek, sehingga printernya protes kali ya, yang tercetak hanya background nya saja. Tulisannya tidak tercetak. Nah, harus diistirahatkan dulu tuh printernya. Kurang lebih 1 jam.
Atau mungkin yang agak-agak gila saya ya. Karena cetak brosur sedemikian banyak menggunakan printer. Nah, mau bagaimana lagi. Hanya itu fasilitas yang dipunya. Sedangkan apabila dicetak di percetakan, MAHAL. Belum lagi waktunya lama. Kemarin sempat tanya ke percetakan, selembar sekitar 1600 rupiah. Kalau cetak 1000 lembar, berarti 1,6 juta. Wah.... Padahal kalau cetak pake printer, 1 kali refill 100 ml, cuman 16 ribuan. itu sudah bisa dipakai sampai 1000 lembaran. Dikali 4 + Beli kertas 80 rb an total 144 rban. Hehehehehe hemat 90%.
Sudah mencoba beralih ke printer laser warna, hmmm.... terdapat beberapa kendala. Pertama, printernya tidak ready. Harus indent terlebih dahulu. Baru tersedia pertengahan Februari, paling cepet. Wah... padahal butuh waktu cepet nich. Jadi, gak mungkin. Kedua, Ternyata printer laser warna hanya bisa masuk untuk ukuran kertas maksimal Folio, yaitu 33 cm. Padahal saya butuhnya panjangnya sampai 50 cm. Kalau paper tray-nya dibuka, printernya gak bisa nge-print. Wah...., gak mungkin lagi dech.
Tadi sempet browsing, cari-cari ada laser warna Samsung, kalau gak salah serinya E350. Mungkin kertasnya bisa sampai panjang, tetapi masih konfirmasi nich. Tanya-tanya pada pihak yang tahu.

posted under | 1 Comments

Totalitas dalam setiap perbuatan


Aku tidak akan berhenti dari jalan dakwah ini, hingga Islam tegak di bumi ini atau aku ikut musnah di dalamnya

(Hadits Rasulullah SAW)

Mungkin memang kalau kita perhatikan sekilas hadis di atas, menunjukkan idealisme yang sangat kuat dari seorang Rasulullah. Tetapi, menurut saya, ada makna lainnya yang terkandung dalam hadis tersebut, yaitu Totalitas.

Perhatikan pula firman Allah yang artinya kurang lebih, "Allah tidak akan mengubah nasib sebuah kaum sehingga kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri." Firman Allah tersebut sangat relevan dan berhubungan apabila kita kaitkan dengan hadis di atas pada masalah totalitas. Totalitas dalam mengubah nasib. Sehingga Allah akan mengubah nasib kita, apabila kita mau secara total mengubah diri kita sendiri.

Jadi, Islam telah mengajarkan totalitas dalam setiap perbuatan. Totalitas itulah, yang Insya Allah, akan membawa kita menuju kesuksesan dan rida Allah SWT. Bukankah ada nasihat bijak yang berkata: "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya, dan Beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok." Tak lain, menurut saya, yang terkandung dari kalimat tersebut adalah TOTALITAS. Totalitas bekerja, totalitas beribadah. Keduanya bersinergi. Menembus pusaran-pusaran kehidupan yang pada akhirnya akan tercapai rida sang Izzati.

Pada saat mengikuti pelatihan HI (Heart Intelligence), salah satu syarat sebelum mengikuti pelatihan tersebut adalah kita harus meninggalkan semua pikiran-pikiran yang ada di luar, dan totalitas mengikuti pelatihan HI tersebut. Dikatakan oleh Ustadz Basuki, apabila yang ada di luar itu kita pikir sekarang, bisa kita kerjakan sekarang gak? Itulah maknanya, bahwa dalam setiap perbuatan, kita harus betul-betul total, mengerahkan semua konsentrasi, pikiran, jiwa, raga, dan semua hal yang kita miliki, sehingga tentunya hasil yang akan didapat adalah kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.

Konsep Kaffah dalam Islam juga merupakan totalitas penghambaan manusia kepada Allah SWT. Konsep penghambaan total inilah yang menjadikan Rasulullah dan sahabat sukses membawa Islam menjadi puncak peradaban tertinggi di dunia. Selain karena memang Islam sendiri itu Kaffah, yaitu meliputi segala bentuk sistem yang ada dalam kehidupan manusia, Allah, sang penciptalah yang memang mengetahui benar tentang masalah-masalah hamba-Nya.

Jadi, mengapa tidak dari sekarang kita mulai totalitas pada diri kita?

posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda