Ayat-Ayat Cinta


Menonton film Ayat-Ayat Cinta memberikan sebuah hikmah kepadaku tentang indahnya Islam mengatur hubungan antara laki-laki dan wanita. Memberikan hikmah tentang indahnya Islam mengatur tata cara dan pola hubungan "perkenalan" antara laki-laki dan wanita yang akan menikah, atau yang lebih dikenal dengan Ta'aruf.
Pada masa sekarang ini, proses ta'aruf mungkin sudah banyak dilupakan oleh kalangan kaum muslimin. Isu-isu kesetaraan gender, pengaruh-pengaruh dari peradaban barat yang jahil, telah menyeret pemuda-pemudi Islam untuk lebih menuruti hawa nafsunya daripada mengikuti tata cara yang telah diajarkan oleh Islam. Maksud saya di atas, proses ta'aruf yang sesuai dengan nilai islami, bukan seperti yang dilegalkan pada saat ini, yaitu pacaran.
Sebagaimana kita lihat dalam film tersebut (meskipun ini hanya film, mungkin bisa terjadi di kehidupan nyata ya!), Fahri yang soleh, yang berusaha untuk mengikuti tata cara Islam, pada akhirnya mendapatkan seorang istri yang: "cantik, berkecukupan materi, taat, dan selalu berkomitmen untuk menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya". Pria mana yang tidak ingin mendapatkan istri "sempurna" seperti itu?
Lebih jauh lagi, saya terngiang dengan "surat cinta" yang diberikan Naura kepada Fahri.

Wahai orang yang lembut hatinya
Sudah lama aku selalu mengecap pahit
kelam oleh penderitaan
Aku tiada siapa pun kecuali Allah di hatiku
Tapi kau datang dengan cahaya
Aku ingin menjadi yang halal bagimu
Yang kan kau kecup keningnya
Kau hapus airmatanya

Coba kita garis bawahi dua kalimat berikut:
Aku tiada siapa pun kecuali Allah di hatiku, dan
Aku ingin menjadi yang halal bagimu

Dua kalimat di atas menunjukkan bagaimana seharusnya seorang laki-laki dan perempuan berhubungan menurut tata cara Islam, yaitu sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, dan hanya akan berhubungan dengan cara yang "halal". Halal di sini menyangkut banyak faktor yang harus diperhatikan.
Yang juga diangkat dalam film ini, adalah "pelurusan" opini publik terhadap masalah poligami. Tetapi saya tidak akan membahas permasalahan ini, karena sekali lagi saya tegaskan, saya bukan pelaku poligami, dan sampai saat ini belum terpikir (atau mungkin belum mampu ya!) untuk berpoligami. Coba baca artikel saya yang berjudul "Mengapa Pria Berpoligami".
Subhanallah, Islam memang begitu indah. Apalagi jika kita sebagai pengikutnya "kaffah" melaksanakan segala perintah Allah dan Rasul-Nya. Insya Allah.

posted under |

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda