Mengapa Pria Berpoligami?


Dalam sebuah kesempatan berbincang dengan teman, muncul sebuah pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah aku sangka. Kenapa pria berpoligami? Hmm... Pada saat itu aku cuman jawab: "apa ya?", sambil (sedikit) berusaha untuk mengalihkan pembicaraan ke arah lain. Karena terus terang, aku sendiri sebenarnya tidak tahu apa motivasi seseorang melakukan poligami. Karena aku bukan pelaku, dan untuk sementara ini (atau mungkin selamanya ya), tidak terpikir untuk berpoligami.
Terus terang, pertanyaan ini terus bergelayut di dalam otakku. Aku sendiri kemudian bertanya kepada diriku sendiri, seandainya saat ini, waktu ini, aku berpoligami, apa yang mendasariku untuk melakukan hal tersebut. Setelah lama merenung (hmm....) ternyata kudapatkan jawaban yang aku sendiri terkejut dengan jawaban tersebut. Hawa Nafsu.
Ya, apabila saat ini aku berpoligami, tak lain dikarenakan hanyalah hawa nafsu. Munafik apabila aku jawab aku berpoligami karena Allah dan Rasul-Nya, karena untuk menjalankan perintah-perintah lainnya aja, aku masih belum bisa. Sholat aja, sampai sekarang masih belum bisa benar-benar connect dengan sang Khalik.
Seperti yang aku bilang di atas, mungkin (sekali lagi mungkin, dan kayaknya ini kemungkin besar, 99% persen deh) selamanya aku tidak berpoligami. Bukan karena aku menolak poligami, namun karena aku kagum akan pengorbanan dan kesetiaan serta komitmen istriku selama ini. Dia wanita hebat, terhebat untukku. Rela melakukan apa pun untukku. Ya apa pun! (tentunya yang masih dalam koridor syar'i ya, Insya Allah). Sering aku bertanya kepadanya: "Kenapa sih kok baik sekali terhadapku?", Dijawab dengan senyumnya, "Ya, karena aku cinta padamu!".
Cinta. Hmm.... kata-kata yang mudah sekali diucapkan, namun memerlukan pengorbanan dan air mata untuk membuktikannya. Tapi, bukti itu telah diperlihatkan istriku. Semakin lama semakin nyata, seiring waktu yang berjalan. Tak pernah sekalipun, selama aku hidup dengannya, dia marah kepadaku. Mungkin, menurutku, 1000:1 wanita yang seperti dia. Ah, tidak, mungkin 1.000.000.0000.0000:1.
Pernah juga suatu waktu aku bertanya kepada istriku, "Ma, kalau aku tidak punya apa-apa, apakah engkau masih tetap akan mencintaiku?" Tanpa berpikir panjang, dan sepertinya jawaban itu sudah terpatri di dalam hatinya, "Aku mencintaimu bukan karena apa yang kamu punya, aku mencintaimu karena memang aku cinta padamu. Apapun keadaannya." Hmmm... Hebat bukan!
(bersambung, Insya Allah)

posted under |

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda