(Kembali) Nyepi di Bali
Entah sudah berapa kali aku menikmati nyepi di Bali. Seingatku hanya beberapa kali saja aku pulang kampung karena nyepi. Sejak tinggal di Bali delapan tahun yang lalu, lebih banyak waktu yang aku habiskan untuk ikut menikmati nyepi di sini.
Nyepi bagi umat Hindu merupakan peringatan pergantian tahun. Ya semacam tahun baru lah. Untuk hitungan umat Hindu, pergantian tahun ini terjadi di bulan ke sembilan (kasanga). Agak unik memang. Hal ini dikarenakan, menurut perhitungan Bali, angka sembilan merupakan angka tertinggi. Angka sepuluh dan seterusnya merupakan gabungan antara angka-angka 0 sampai 9.
Ada empat hal yang dilakukan oleh umat Hindu pada saat Nyepi, yaitu Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan. Artinya aku kurang begitu paham, tetapi kurang lebih begini. Amati Geni kurang lebih berarti tidak menyalakan api, baik untuk memasak maupun penerangan. Amati Karya tidak bekerja/berusaha. Amati lelungan tidak bepergian. Sedangkan Amati Lelanguan, saya tidak paham artinya, masih dalam proses pencarian. Hehehehe. :D
Seluruh pelabuhan, bandara, dan terminal ditutup di Bali pada hari Nyepi ini. Bahkan pesawat pun dilarang melintas di langit Bali, meskipun tidak mendarat di Ngurah Rai. Hal ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu, bahkan sebelum aku tinggal di Bali. Yang baru pada Nyepi tahun ini adalah, siaran TV dan radio seluruhnya dimatikan. Komisi Penyiaran Indonesia daerah Bali telah mengeluarkan keputusan untuk tidak menyiarkan atau merely siaran televisi dan radio. Untungnya, sinyal handphone dan internet tidak diblokir. Jika itu terjadi, wah.... jadi manusia gua di jaman purba lagi jadinya.
Menurut yang dibangga-banggakan, Nyepi merupakan sarana untuk berhemat, karena pada hari Nyepi ini hampir semua sumber daya diistirahatkan. Mungkin benar, akan tetapi aku kurang setuju. Pada hari H, memang mungkin banyak sumber daya yang dihemat. Akan tetapi, sebelum dan sesudah hari H - aku tidak berbicara hari-hari yang panjang dalam satu tahun, cukup H - 1 dan H + 1 - banyak pemborosan yang terjadi. Belanja gila-gilaan di H-1 sebelum Nyepi, seolah-olah harus mempersiapkan stok makanan untuk 1 minggu ke depan. Antrian di supermarket panjang banget. Belum lagi nanti pas H + 1 akan banyak sekali pesta besar-besaran. Sebetulnya Nyepi bisa dioptimalkan, jika memang tujuannya untuk berhemat, jika hal-hal tersebut tidak dilaksanakan. Tapi, ini menurut pendapat pribadiku lho.
Pada akhirnya, Nyepi merupakan sebuah rangkaian kegiatan unik yang hanya terjadi di Bali saja. Mungkin banyak umat Hindu di daerah lainnya di nusantara ini, tapi hanya di Bali yang benar-benar bisa menjalankan nyepi secara terlembaga, maksudnya ada perda-nya. Tentang suasana yang harus benar-benar gelap. Dilarang bepergian, dan lain-lain. Jadi, untuk Anda yang ingin merasakan sensasi yang berbeda, coba aja sekali-sekali liburan ke Bali pas nyepi. Berani?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar