Andriy Sevchenko = Amien Rais?

Hari minggu kemarin, saya menonton pertandingan sepakbola antara Chelsea dan Liverpool yang berakhir dengan kemenangan Chelsea 1-0. Pada saat itu, Alhamdulillah, saya ditemani istri saya yang sedang mengerjakan laporan keuangan perusahaannya. “Ma, pak Amin Rais main bola ma!” kata saya. “Masak sih Pa?” tanya istri saya tidak percaya. “Ya, coba lihat aja pemain berkostum biru yang mengenakan nomor 7”. “Emang ini pertandingan Indonesia Pa? Kayaknya khan orang luar negeri. Kok ada pak Amin Rais?” Lama istri saya memperhatikan pertandingan tersebut. Tak berapa lama kemudian, wajah pemain yang bernomor punggung 7 itu ter-close up di layar televisi. “Bukan Pa, bukan Pak Amin. Tapi emang mirip banget je!”. Hehehehehe, aku ketawa.
Yang saya maksud barusan di atas adalah Andriy Sevchenko. Pemain Chelsea tersebut, sepintas memang mirip banget dengan P. Amin Rais dari bentuk wajah dan rambutnya. Entah mengapa, sejak pertama kali saya melihat Andriy Sevchenko, yang terbayang adalah wajah pak Amin Rais. Ya, mungkin karena mirip kali ya? (
Fenomena seperti ini, tidak jarang terjadi terjadi dalam kehidupan kita. Manusia yang satu dengan manusia lainnya sepintas memang terlihat mirip atau bahkan sama. Tetapi, Subhanallah, Allah sang Pencipta tetap memberikan sifat unik kepada makhluknya. Bahkan, orang yang kembar pun tetap memiliki perbedaan. Beberapa hari yang lalu, saya sempat melihat National Geographic Channel. Di situ disebutkan bahwa apabila DNA manusia (pembawa sifat bagi manusia, yang menentukan bentuk fisik, dll) sangat kompleks dan rumit. Dan apabila DNA manusia diukur, panjangnya (Insya Allah) bisa mencapai 3000 m.
Saya jadi teringat kata-kata ustadz Basuki, tentor pelatihan HI (Heart Intelligence, Kecerdasan Hati) yang pernah saya ikuti. Di dalam Al-Qur’an terdapat sebuah ayat yang kurang lebih berbunyi “Dan apakah manusia tidak memperhatikan dirinya sendiri?”. Padahal memang kalau kita mau memperhatikan diri sendiri, terdapat banyak tanda-tanda kebesaran Allah yang melekat pada diri kita.
Otak, misalnya, kalau kita perhatikan bentuk fisiknya (masih dalam bentuk fisik saja), menggambarkan orang yang bersujud. Bersujud tunduk kepada sang Khalik, Allahu Rabbul Izzati. Coba Anda perhatikan tangan kanan Anda. Apabila Anda lihat dengan seksama, punggung tangan kanan Anda akan membentuk sebuah lafadz Allah. Belum lagi organ-organ tubuh lainnya, yang apabila diperhatikan dengan seksama akan tampak tanda-tanda kebesaran Allah. Allahu Akbar.
Saya sendiri saja, sampai hari ini yakin, bahwa tidak ada komputer secanggih apa pun di dunia ini yang bisa menandingi sistem tubuh kita. Dimulai dari sistem pernapasan kita, yang sudah begitu rumit, dan masing-masing berjalan dengan otomatis, bahkan di saat kita tidur. Pernahkan kita berpikir untuk bernapas? Pernahkah otak kita menyuruh hidung untuk bernapas setiap saat? Dan masih banyak lagi sistem tubuh otomatis yang apabila kita mau mempelajarinya, Subhanallah, saya yakin, komputer secanggih apapun di dunia ini, tidak ada yang menandinginya.
Saya jadi teringat pertanyaan yang pernah diberikan ustadz saya, bagian tubuh manakah yang paling jujur? Jawabannya adalah hidung. Karena hidung tak akan mengubah bau busuk menjadi bau harum, dan hidung tak pernah mengubah bau harum menjadi bau busuk. Betul kata Opick dalam salah satu lagunya yang berjudul “Bismillah”, bahwa napas adalah kemurahan dari-Nya.

posted under |

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda