Konsep tentang Kesulitan
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (QS. Al-Baqarah 2: 286)
Adanya kesulitan, kesusahan, atau kesempitan yang menimpa manusia, semuanya merupakan izin dari Allah SWT. Meskipun pada dasarnya semua kesulitan yang menimpa manusia merupakan kesalahan dari manusia itu sendiri, tetapi tetap semuanya terjadi dengan izin dari Allah SWT. Dari Ayat di atas, Allah menyatakan dengan gamblang, bahwa segala sesuatu, baik itu kesulitan ataupun kemudahan, tidak dibebankan kepada manusia, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Allah tidak pernah mendholimi makhluk ciptaan-Nya. Hanya terkadang manusia yang merasa "tidak sanggup" memikul beban yang berat, padahal semuanya itu sebetulnya mampu dipikulnya.
Adalah sangat merugi apabila manusia yang ditimpa kesulitan berputus asa dan meratapi nasib. Di balik semua kesulitan pastilah ada kemudahan. Ayat ini mungkin sering kita baca, namun jarang sekali kita resapi maknanya. Bahkan Allah mengulang kalimat ini dua kali.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah 94: 5-6)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun ayat ini (S.94:2-6) Rasululloh SAW. bersabda: "Bergembiralah kalian karena akan datang kemudahan bagi kalian. Kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan." (Diriwayatkan oleh Ibnu jarir yang bersumber dari al-Hasan.)
Dalam sebuah khotbah Jumat, dikemukakan: Kesulitan itu ibaratnya kita mendaki gunung yang tinggi. Untuk mencapai puncak gunung tersebut, banyak halangan yang kita dapati. Rasa lelah, kepanasan, perubahan suhu yang drastis, dll. Ada kalanya juga kita dapati binatang buas, atau jurang yang terjal yang tiba-tiba saja ada di depan mata. Namun tetap dengan semangat yang membara, akhirnya sampailah ke puncak gunung. Pengorbanan yang dilakukan dengan susah payah sebelumnya akan hilang. Kesusahan yang dirasakan akan berganti dengan kegembiraan. Selain puas karena mencapai puncak, akan terlihat juga betapa indahnya alam ciptaan Allah SWT. Kurang lebih seperti itulah gambaran kemudahan yang akan didapatkan setelah mengalami kesulitan.
Ada baiknya juga, sebagai penyemangat kita tadabburi Sabda Rasulullah SAW (Saya lupa redaksinya, cuman kurang lebih seperti berikut)
Semua urusan kaum Mukmin itu ajaib. Segala sesuatu yang menimpa kaum Mukmin itu baik. Dan tidak akan ada yang demikian itu kecuali pada kaum Mukmin. Apabila dia ditimpa kemudahan, dia bersyukur dan itu baik baginya. Apabila ditimpa kesusahan dia bersabar, dan itu baik pula baginya.
Jadi, gak perlu khawatir dengan kesusahan yang menimpa kita. Kemudahan akan datang setelah kesusahan. Yakinlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar